Madzhab Imam Asy'ari

Madzhab Imam Asy'ari

Hallo.., al-hamdulillah kita bisa berjumpa kembali disini, mudah-mudahan kita senantiasa diberi kesehatan Oleh Allah swt. Pada kesempatan ini akan menjelaskan tema tentang "sejarah dunia islam, Madzhab Imam Asy'ari". mari simak selengkapnya...

Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan seseorang. Tampaknya beliau tidak senang dengan pendapat saya yang menyebutkan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy'ari ber-madzhab Hanbali. Katanya, tidak agak-agak Imam Al Asy'ari bermadzhab Hanbali karena murid-murid dengan pengikutnya bermadzhab Syafi'i. 

Saya tahu keadaan itu karena banyak anak Adam akan berpandangan bagai itu. Hampir absurd rasanya Imam Asy'ari bermadzhabkan Hanbali karena advis Asy'ariyah sendiri sangat "dimusuhi" oleh sebagian pengikut madzhab Hanbali. Saya katakan sebagian karena toh tidak semua pengikut madzhab Hanbali menolak advis Asy'ariyah. Walaupun pada kenyataannya yang sebagian ini sangat nyaring suaranya sehingga seolah menutup peluang untuk menyebutkan hakikat bahwa sesungguhnya Imam Asy'ari bermadzhabkan Hanbali.

Apa bukti Imam Asy'ari bermadzhabkan Hanbali? Yaitu perkataan beliau dalam kitab al-Ibanah an Ushuli Diyanah hal. 17: Apabila seseorang bertan­ya, “Kamu mengingkari perkataan Mu’tazilah, Qadariyyah, Jahmi­yyah, Haruriyyah, Rafidhah, dengan Murji’ah. Maka terangkan kepada kami pendapatmu dengan keyaki­nanmu yang engkau beribadah ke­pada Allah dengannya!” Jawablah, “Pendapat dengan keyakinan yang kami pegangi adalah berpegang teguh dengan kitab Rabb kita, sunnah Nabi saya Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan barang apa yang diriwayatkan dari para sahabat, tabi’in, dengan para ahli hadits. Kami berpegang teguh dengannya. Dan berpendapat dengan barang apa yang di­katakan oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.”

Untuk memperjelasnya kalimat terakhir harus saya garis bawahi. Tampaklah dengan bahana pernyataan beliau jika beliau sendiri bermadzhabkan Hanbali, bukan Syafi'i. Mengenai ulama pengikut beliau yang seluruhnya bermadzhabkan Syafi'i, tidak seratus persen benar. Karena di antara para ulama madzhab lain juga ada pengikut Imam Asy'ari. Dalam keadaan ini ulama madzhab Hanbali, di antaranya: al-Imam ibn Sam’un al-Wa’izh, Abu Khaththab al-Kalwadzani, Abu al-Wafa bin ‘Aqil, al-Hafizh ibn al-Jawzi dengan lain-lain. Namun kemudian sejak era pertengahan terjadi kesenjangan hubungan antara pengikut al-Asy’ari dengan pengikut madzhab Hanbali. Jadilah para pengikut al-Asy'ari mengambil jarak dengan madzhab Hanbali dengan mengikuti madzhab ahlussunnah yang lain.

Mengenai guru dengan murid berlainan madzhab aktual banyak saya temui dalam buku-buku sejarah Islam. Misalnya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau adalah ulama bermadzhabkan Hanbali. Murid beliau yang terkenal adalah Imam Ibnu Qudamah Al-Hanbali penulis kitab Al-Mughni. Di antara bukti lain bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bermadzhabkan Hanbali adalah penuturan sejarawan Islam, yakni Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A'lamin Nubala, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau." Namun kemudian Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani lebih dikenal oleh anak Adam Indonesia bermadzhabkan Syafi'i. Itu sah-sah saja karena bisa jadi pengikut beliau kebanyakan bermadzhabkan Syafi'i. Tapi yang menjadi masalah ketika ada anak Adam yang tetap ngotot mengatakan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bermadzhabkan Syafi'i hanya karena kebanyakan pengikutnya bermadzhabkan Syafi'i.

Contoh yang lain guru dengan murid beda madzhab adalah antara Imam Ibnu Taimiyah yang bermadzhabkan Hanbali dengan Imam Ibnu Katsir yang bermadzhab Syafi'i. Tapi anehnya ada sebagian anak Adam berpandangan bahwa Imam Ibnu Katsir itu bermadzhab Hanbali. Mungkinkah hanya gara-gara guru Imam Ibnu Katsir, yakni Imam Ibnu Taimiyah bermadzhabkan Hanbali jadinya anak Adam tersebut berpandangan demikian.

Sejarah harus diceritakan barang apa adanya. Jangan ditambah-tambahi alias dikurang-kurangi. Karena sejarah yang ditambah-tambahi alias dikurangi artinya manipulasi. Keesokan harinya anak cucu saya buta akan sejarah yang sesungguhnya. Naudzubillahi mindzalik.

Demikian pembahasan tentang "Madzhab Imam Asy'ari". mudah-mudahan artikel ini menambah wawasan bagi Kita semua. terima kasih

Sumber artikel http://abu-farras.blogspot.com/2014/01/madzhab-imam-asyari.html

Posting Komentar untuk "Madzhab Imam Asy'ari"