Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab Sejarah Bangsa Arab

Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab

Hallo.., al-hamdulillah kita bisa berjumpa kembali disini, mudah-mudahan kita senantiasa diberi kesehatan Oleh Allah swt. Sesi kali ini akan dibahas tema mengenai "sejarah bangsa arab, Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab". mari kaji selengkapnya...

Perang Basus merupakan bentrokan senjata terlama yang dilakoni bangsa Arab. Perang ini merupakan bentrokan senjata dua kaum bersaudara, Bakr dengan Taghlib. Tidak tanggung-tanggung, permusuhan dua kaum itu terus berlangsung hingga 40 tahun. Lalu apa yang menyebabkan bentrokan senjata ini berlaku turun-temurun? Dan apa saja yang berlaku di bentrokan senjata tersebut? Simak kisahnya berikut ini.

Sejarah

Sejarah merupakan lapisan dari kejadian-kejadian era lalu. Baik kejadian besar maupun kecil. Dari sini kita memahami, membaca sejarah konfrontasi bangsa Arab di era jahliyah (Ayyamul Arab) dengan sejarah mengatur di era Islam menjadi penunjuk baku buat mengetahui sejarah bangsa Arab. Apalagi bangsa Arab memiliki kontribusi besar pada perkembangan peradaban manusia. Karena itu memahami sejarah mengatur di era pra Islam maupun di era Islam bakal mendukung kita memahami perubahan peradaban manusia.

Di antara peristiwa penting dari sejarah Arab pra Islam (Ayyamul Arab) merupakan sejarah tentang Perang Basus. Sebuah bentrokan senjata di era jahiliyah yang berlangsung selama 40 tahun. Perang yang berlaku antara dua kaum Adnaniyah; Bakr dengan Taghlib. Keduanya merupakan anak dari Wail bin Hanb bin Afsha bin Judailah bin Asad bin Rabiah bin Nizar bin Ma’d bin Adnan.

Sebab Peperangan

Sebab bentrokan senjata terpanjang ini merupakan terbunuhnya Kulaib. Namanya merupakan Wail bin Rabi’ah bin al-Harits bin Zuhair bin Jusyam bin Bakr bin Hubaib bin Amr bin Ghanim bin Taghlib. Ia dikenal dengan Kulaib (anjing kecil). Disebut demikian atas dia senantiasa membawa kunyuk saat berjalan atau bersafar. Apabila dia lewat di taman atau satu tempat yang membuatnya kagum, dia pukul kunyuk tersebut dengan meletakkannya di tempat itu. Anjing itu mengaing dengan melolong. Setiap anak buah yang mendengar lolongannya tak bakal mau mendekatinya. Karena itulah dia disebut dengan Kulaib Wail.

Rabiah bin Nizar al-Akbar merupakan nenek moyang dari sebesar kaum di Arab. Di antara keturunannya merupakan kaum Taghlib dengan Bakr. Setiap kabilah-kabilah keturunan Rabiah bin Nizar al-Akbar ini saling bersaing agar menjadi bos dengan paling menonjol dibanding kaum lainnya. Awalnya, kepemimpinan keturunan Rabiah ini dipegang oleh ‘Anzah bin Asad bin Rabiah. Di antara ciri khas kaum ini di masanya merupakan mengatur memanjangkan janggut dengan mencukur kumis. Anak keturunan Rabiah yang tidak melakukan hal ini, bakal dimusuhi.

Kemudian kepemimpinan berpindah ke tangan Abdul Qais. Di era kepemimpinannya ada ciri lainnya. Apabila dihina, mengatur bakal memukul anak buah yang menghina tersebut. Jika dipukul, mengatur bakal memerangi si pemukul.

Setelah itu kepemimpinan pun berpindah ke an-Nimr bin Qasith bin Hanb. Di era kepemimpinannya, mengatur merubah kebiasaan buruk orang-orang sebelum mereka. Kemudian kaum ini dipimpin oleh Bakr bin Wail. Kemudian kepemimpinan dipegang oleh orang-orang Taghlib. Diangkatlah Wail bin Rabiah sebagai pemimpin. Dan kebiasaannya merupakan bersama anak anjing.

Awal Perang

Kulaib bin Rabiah menjadi administrator di Arab. Ia seorang bos yang kuat, tetapi bukanlah bos yang baik. Apabila dia keluar ke daerah penggembalaan, dia membuat onta-onta melaung. Dan dia tidak suka siap onta anak buah lain memasuki wilayah penggembalaannya. Suatu ketika, dia melihat seekor onta aneh bersetuju di penggembalaan miliknya. Awalnya onta ini terikan di rumah tokoh Bakr, al-Jassas. Namun atas melihat rombongan onta lainnya dia copot dengan pergi. Kulaib kesal dengan onta aneh itu, lalu dia panah onta itu. Onta itu terluka cuilan susunya dengan berlari ke tempat asalnya. Hingga dia mati di depan rumah al-Jassas.

Al-Basus, perempuan bangsawan Bani Bakr, melihat onta tersebut terluka dengan mati. Ia menangis dengan berteriak memanggil. Ini merupakan bentuk aib terhadap tetangga. Dan orang-orang Arab merupakan anak buah yang tinggi harga dirinya, mengatur tak bisa menerima penghinaan. Jassas bercakap pada bibinya, “Diamlah.. tenanglah” Jassas terduduk, akhirnya dia bercakap pada keduanya, “Sungguh bakal kubalas dengan membunuh onta yang lebih besar dari onta ini. Akan kubunuh onta terbaiknya.” Maksudnya membunuh Kulaib. Kemudian Jassas mengikuti Kulaib dengan membunuhnya. Inilah awal mula bencana peperangan.

Setelah Kulaib terbunuh, Jassas menunggangi kudanya dengan menemui keluarganya. Saat ayah Jassas melihat kedatangan anaknya, dia berkata, “Jassas datang membawa hadiah buat kalian.” Jassas bercakap pada ayah Kulaib, “Aku menduga melakukan satu tikaman yang bakal mengumpulkan keturunan Wail esok hari.”

“Siapa yang kau tikam?” tanya ayah Wail. “Aku menduga membunuh Kulaib”, jawab Jassas. Ayah Jassas berkata, “Buruk sekali apa yang kau lakukan. Engkau menduga membelah persatuan kaummu. Dan bakal mengobarkan pertempuran yang panjang.” Mengapa ayahnya bercakap demikian, atas dia menduga membunuh seorang kepala suku Taghlib, Kulaib, kakak iparnya sendiri.

Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab

Malam harinya Hammam ahli Jassas dengan Muhalhal ahli Kulaib berkumpul buat menenggak khamr. Jassas mengirim seorang budak kepada saudaranya itu. Kemudian Hummam bercakap kepada Muhalhal, “Minumlah! Hari ini khamr dengan besok bab yang berbeda.” Hummam pun keluar selepas Muhalhil sempoyongan dengan mabuknya. Orang-orang pergi memakamkan Kulaib. Setelah itu, orang-orang Taghlib berangkat berperang membalas dendam arah Kulaib. Mereka berantas Bakr demi menuntut keluarga bos mereka. Sementara Bakr dipimpin oleh Muhalhal.

Nama Muhalhal merupakan Uday. Ada jua yang mengatakan namanya Umru-ul Qais. Ia merupakan mamanda dari Umru-ul Qais bin Hijr al-Kindi. Namun dia lebih dikenal dengan laqobnya, Muhalhal. Disebut muhalhil atas dia merupakan anak buah yang pertama menggubah syair. Dan anak buah pertama yang berdusta dengan syair. Perang ini berlangsung pada beberapa episode yang dikenal dengan istilah Ayyamul Arab.

Yaum (Hari) Anazah

Pertempuran pertama di antara dua kaum ini berlaku di Falaj. Mereka bertemu di sebuah mata cecair yang disebut an-naha (Arab: النهى). Tempat ini merupakan pemukiman Bani Syaiban dari Bani Bakr. Di bentrokan senjata ini, Muhalhil memimpin Bani Taghlib. Sementara orang-orang Syaiban dipimpin oleh al-Harits bin Murrah. Di hari itu orang-orang Syaiban yang menderita pada perang. Sementara di Bani Murrah tak siap yang terbunuh seorang pun.

Yaum Dzanaib

Kedua kelompok bertemu di Dzanaib. Yaitu sebuah daerah 80 Km di Barat Daya Riyadh sekarang. Inilah bentrokan senjata terbesar antara dua kaum ini. Dan bentrokan senjata ini dimenangkan oleh Taghlib. Di hari itu Syarahil bin Murrah bin Hammam bin Dzuhl bin Syaiban tewas demikian jua dengan al-Harits bin Murrah, Amr bin Sadus bin Syaiban, dengan tokoh-tokoh bani Bakr lainnya.

Yaum Waridat

Di bentrokan senjata ini berlaku pertempuran dahsyat. Perang ini jua dimenangkan oleh orang-orang Taghlib. Banyak yang tewas dari arena Bakr. Hammam bin Murrah ahli Jassas tewas di bentrokan senjata ini. Dan siap beberapa konfrontasi yang tidak disebutkan secara rinci. Seperti: Yaum Uwairidhat, Yaum Unaiq, Yaum Dhariyah, dengan Yaum al-Qashibat. Di perang-perang ini, Taghlib lah yang selalu memenangkannya.

Yaum Tahlaq al-Lumam

Perang ini merupakan bentrokan senjata penentu. Babak terakhir dari rentetan bentrokan senjata yang berkepanjangan. Muhalhil melarikan diri dari kaumnya. Ia hijrah dengan tinggal bersama Bani Janb. Kemudian dia bekelana menuju Sungai Eufrat di negeri Irak sana. Dan tempat tinggalnya dikenal dengan Diyar Rabiah.

Penutup

Mungkin sebagian anak buah bakal mengatakan, “Bodoh sekali, gara-gara permasalahan kecil, orang-orang Arab ini berperang sampai 40 tahun.” Bagi yang jeli membaca sejarah sosial masyarakat Arab, definit tidak menganggap ini atas onta semata. Tapi hal ini atas nilai kesetiaan, kehormatan, dengan kehidupan bertetangga yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Arab jahiliyah. Tetangga harus menjaga tetangga yang lain. Dalam hal ini, al-Jassas menjaga harta tetangganya yang terikat di depan rumahnya. Tetangga jua harus meluhurkan tetangga yang lain, saat berlaku pelecehan definit itu pelanggaran terhadap satu norma yang dijunjung tinggi. Yaitu saat Kulaib merusak dengan mengganggu harta tetangga mereka, ialah onta.

Artinya masyarakat jahiliyah aslinya memiliki tata sosial, nilai, dengan norma yang luhur di masyarakat mereka. Namun, norma-norma tersebut salah arah. Sehingga Islam datang ke antara mengatur buat meluruskannya.

Oleh Nurfitri Hadi (IG: @nfhadi07)

Artikel www.KisahMuslim.com

Begitulah detil tentang "Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab". mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi Kamu semua. terima kasih

Sumber artikel https://kisahmuslim.com/6318-perang-basus-perang-terlama-dalam-sejarah-bangsa-arab.html

Posting Komentar untuk "Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab Sejarah Bangsa Arab"