Inspirasi Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Untuk Pembaharuan Islam

Inspirasi Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Untuk Pembaharuan Islam - Pemikiran Jamaludin al-Afghani dalam riwayat pembaharuan Islam sudah melahirkan satu pergerakan yang begitu mashur dalam riwayat yakni satu pergerakan yang bernama Pan-Islamisme. Pergerakan ini mempunyai dua arah penting yakni;


  • Bangun dunia Islam di bawah satu pemerintahan 
  • Mengusir golongan imperialis Barat dari dunia Islam pada saat itu. 


Jamaludin al-Afghani sesudah lihat kemunduran umat Islam serta menganalisisnya. Lalu mencari beberapa karena sebagai aspek kemunduran umat Islam ini dan mencari jalan keluar dari persoalan yang ditemui oleh dunia Islam pada saat itu. Dari sinilah ia mulai meluncurkan pemikiran-pemikirannya.

Ajaran Islam ialah ajaran yang akan tetap sama dengan perubahan waktu serta di mana juga, baik untuk bangsa Arab atau non Arab.

Pemicu kemunduran umat Islam ialah sebab umumnya dari mereka sudah tinggalkan ajaran Islam yang sebetulnya, yang lalu terjerat dalam melakukan ajaran islam yang tidak cocok syari'at. Contohnya dalam mengerti pemahaman takdir dalam keimanan dan pemahaman fana dalam ajaran tasawuf.

Pemerintahan raja-raja Islam yang absolut yang memaksa serta memeras rakyatnya sambil ada pembenaran dari ulama-ulama yang mengabdi di kerajaannya. Oleh oleh karena itu, rakyat mesti didorong jadi pintar hingga kemudian belenggu taklid buta lepas dari mereka.

Lemahnya persaudaraan di antara umat Islam ialah fakta untuk bangun serta menumbuhkan solidaritas umat Islam sedunia (Pan-Islamisme) supaya umat Islam ada pada pemerintahan yang demokratis. Lewat cara berikut umat Islam akan memperoleh kemerdekaannya kembali serta terlepas dari belenggu penjajahan bangsa Barat.

Mengenai umat Nasrani ia memiliki pendapat; Sekalinya mereka berbeda keturunan serta berkebangsaan akan tetapi mereka dapat menyatu dalam melawan dunia Islam, penjajahan barat ialah lanjutan dari perang salib, mereka menyengaja menghalang-halangi kebangkitan dunia Islam serta oleh karena itu tidak ada jalan lainnya buat umat Islam tidak hanya membuat perlawanan pada mereka.

Jamaludin al-Afghani dalam usaha bangun ilmu dan pengetahuan, peradaban serta kebudayaan Islam, ia menyarankan supaya semua umat Islam berusaha dengan sekeras-kerasnya untuk kuasai ilmu dan pengetahuan serta tehnologi seperti yang sudah diraih oleh bangsa Barat. Nasib semua umat Islam pada hakekatnya ada ditangannya sendiri-sendiri. Umat Islam mesti bangun serta melepaskan kebodohan yang sampai kini sudah mengekangnya dalam kemunduran.

Jamaludin al-Afghani adalah orang yang mengamalkan ajaran tasawuf. Dalam perihal ini pemikiran terkenalnya ialah tentang makna perjalanan ke arah fana, yang sampai kini disimpulkan menjadi tazkiyatunnafsi yang perlu melebur diri dengan zuhud tinggalkan semua kepentiangan yang dipandang seperti kebutuhan duniawi. Fana ditafsirkan berlainan olehnya, jika pemahaman ke arah fana ialah melebur kebutuhan pribadi dalam kebutuhan serta perjuangan bersama-sama dan zuhud seperti berikut yang dituntunkan oleh ajaran Islam yang sebetulnya.

Inspirasi Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Untuk Pembaharuan Islam

Jamaluddin al-Afghani ialah salah seoarang pembaharu Muslim diakhir era ke 18. Ia dilahirkan pada tahun 1839 M serta wafat pada tahun 1897 M. Ia dilahirkan di Asadabad, Afghanistan serta wafat di Instanbul. Di umur 20 tahun ia jadi pembantu buat pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Pada tahun 1864 M ia jadi penasihat buat Sher Ali Khan. Lalu diangkat oleh Muhammad A’zam Khan jadi perdana menteri. Saat itu politik di Afghanistan dicampuri oleh Inggris serta al-Afghani pilih menantang. Ia tinggalkan tanah kelahirannya ke India pada tahun 1869 M.

Ayahnya bernama Sayyid Sand yang populer dengan titel Shadar al-Husaini. Ia termasuk juga kelompok yang terhormat serta nasabnya sampai pada Husein ibn ‘Ali. Keluarganya bermazhab Hanafi. Al-Afghani pelajari beberapa ilmu dan pengetahuan, salah satunya bahasa Arab, tafsiran, hadis, fikih, kalam, tasawuf, filsafat, nalar, norma, politik-politik, matematika, pengetahuan kedokteran dan anatomi. Ia pelajari banyak disiplin pengetahuan tetapi begitu disayangkan ia kurang produktif saat menulis.

Ide-Ide Jamaluddin al-Afghani 

A. Pemicu Mundurnya Umat Islam 

Timbulnya pembaruan dalam dunia Islam pada era 18 bukan tiada karena. Seperti yang telah disebutkan, perihal ini berlangsung karena kemunduruan serta rapuhnya dunia Islam dan kolonialisme Barat pada dunia Islam.

Pemikiran pembaruan al-Afghani didasarkan pada kepercayaan jika Islam ialah agama yang sama dengan semua bangsa, jaman, serta kondisi. Jika kira-kira ada pertentangan ajaran-ajaran Islam dengan keadaan jaman yang beralih, jadi diperlukan interpretasi yang baru pada al-Qur’an serta Hadis. Karena itu baginya pintu ijtihad masih tetap terbuka.

Menurut al-Afghani pemicu kemunduran umat Islam ialah diantaranya seperti berikut:

  1. Umat Islam tinggalkan ajaran Islam yang sebetulnya, di pengaruhi karakter statis, berdasar pada taklid, berlaku fatalism. 
  2. Kekurangan serta minimnya usaha untuk mencerdaskan umat, baik untuk tekuni dasar-dasar agama atau ilmu dan pengetahuan yang lain. 
  3. Dampak memahami Jabariyah serta salah paham pada Qadha serta Qadhar. Qadha serta Qadar sebetulnya memiliki kandungan pemahaman jika semua hal yang berlangsung karena karena serta musababnya. Tekad manusia dalam perihal ini adalah satu diantara mata rantai karena musabab. 
  4. Lemahnya persaudaraan antar sama-sama Muslim 
  5. Berbentuk politik, seperti pemerintahan yang absolute, memercayakan pimpinan umat pada beberapa orang yang tidak diakui, meremehkan permasalahan militer, menyerahkan masalah administrasi pada yang bukan ahlinya, dan terdapatnya intervensi dari dunia Barat. 


B. Inspirasi Pembaruan Jamaluddin al-Afghnai 

Beberapa kondisi yang dikemukakan diatas ialah sebab-sebab yang mengakibatkan kemunduran umat Islam. Oleh karenanya, al-Afghani ingin membawa umat Islam pada perkembangan. Untuk merubah umat Islam serta membawa pada perkembangan al-Afghani menyampaikan beberapa alternative, salah satunya:

  • Kembali pada ajaran Islam yang sebetulnya, yakni al-Qur’an serta Hadis. Islam ialah agama yang mendalam. 
  • Dalam melawan perubahan jaman, umat Islam mesti masih buka pintu ijtihad untuk membuahkan interpretasi yang baru. 
  • Corak pemerintahan yang berbentuk otokrasi mesti dirubah dengan demokrasi. Pada pemerintahan mesti membuat syura dengan pemimpin-pemimpin penduduk. Islam dalam pandangan al-Afghani inginkan skema pemerintahan republik. Yang tentunya di dalamnya ada kebebasan memiliki pendapat serta keharusan kepala Negara tunduk pada Undang-Undang. 
  • Persatuan umat Islam mesti dipersatukan kembali. Dalam pandangannya kemampuan serta lanjutan umat Islam tergantung pada kemampuan solidaritas Islam. Persatuan serta kerja sama adalah perihal yang terpenting dalam Islam. 
  • Dari sisi intelektual, tidak ada ketidaksamaan pada lelaki serta wanita. 

C. Pendidikan 

Pembaruan dalam bagian pendidikan yang dikerjakan al-Afghani bukan lah langka riil seperti bangun sekolah-sekolah atau instansi ilmiah yang lain. Tetapi yang disebut di sini yaitu pandangan al-Afghani dalam lihat posisi ilmu dan pengetahuan.

Dalam pidato-pidato serta tulisannya, ia mengatakan bawah tidak satu juga dalam prinsip Islam bertentangan dengan sains maupun akal. Ia ikut ajak umat Islam untuk berfikir filosofis serta ilmiah. Perkembangan di Eropa diakui oleh al-Afghani karena mengembangnya ilmu dan pengetahuan, karena itu al-Afghani ajak umat Islam untuk belajar dari Barat.

Selain itu al-Afghani ikut mengkritik ulama yang memperbedakan pengetahuan pada dua sisi, yakni Pengetahuan Islam serta Pengetahuan Eropa (Barat). Karena fakta ini jadi ulama-ulama ada yang melarang pelajari ilmu-illmu yang hadir dari Eropa. Menurut al-Afghani posisi pengetahuan tidak ada hubungan dengan bangsa apa pun.

D. Politik 

Masalah inti yang terkait dengan usaha pemikiran al-Afghani dalam bagian politik ialah seperti berikut:

  • Mengenai perubahan skema politik dari otokratis absolut ke demokratis. Otokratis atau dalam KBBI autokrasi ialah bentuk pemerintahan dengan kekuasaan mutlak pada diri seorang. Sedang demokrasi ialah bentuk pemerintahan yang semua rakyatnya turun dan menyuruh dengan perantaraan wakilnya. 
  • Mengenai Pan-Islamisme atau Persatuan Umat Islam 

Pekerjaan politik al-Afghani dirintis semenjak usis 22 tahun, yang saat itu jadi penasihat Sheer Ali Khan. Lalu diangkat jadi perdana menteri Afghanistan oleh Muhammad ibn A’zam Khan. Saat di Mesir, al-Afghani masuk dengan perkumpulan Freemason Mesir. Perkumpulang ini mempunyai semboyan “kemerdekaan, kesamaan, serta persaudaraan.” Akan tetapi beberapa ide politik al-Afghani tidak didengar di perkumpulan ini hingga ia akan memutuskan untuk keluar.

Al-Afghani membuat partai nasional yang dimaksud dengan Hizbu al-Wathani. Maksudnya ialah memberikan kesadaran nasionalisme dalam diri beberapa orang Mesir, dengan slogan “Mesir untuk orang Mesir.” Mengenai arah lainnya dari partai ini ialah untuk memperjuangkan pendidikan universal, kemerdakaan wartawan.

Al-Afghani berupaya menggulingkan raja Mesir waktu itu, yakni Khadewi Ismail. Perihal ini karena keborosannya banyak berhutang dengan negara Barat. Lalu Khadewi digantikan oleh putranya, Khadewi Taufiq yang janji akan membuat reformasi serta menolong pembaruan al-Afghani. Namun sebenarnya, Khadewi Taufiq meneruskan kepemimpinan ayahnya hingga memunculkan proses dari al-Afghani yang lalu membuat ia terusir dari Mesir.

Al-Afghani meneruskan perjalanannya ke Paris, Perancis. Disana ia membuat Urwat al-Wustha (Ikatan yang Kuat). Maksudnya ialah untuk menguatkan perasaan persaudaraan Islam, membela Islam, serta membawa umat Islam pada perkembangan. Menurut dia salah satunya pergantian bisa dikerjakan dengan jalan tulisan.

Lalu bersama dengan Muhammad ‘Abduh, ia membuat majalah Urwat al-Wustha dalam bahasa Arab. Tulisan yang dibikin di Paris, disebarkan di Mesir. Majalah itu cuma bertahan saat delapan bulan. Perihal ini berlangsung sebab larangan dari dunia Barat akan majalah itu tersebar di negara Islam dibawah kekuasaannya.

Ide Pan-Islamisme yang disebut al-Afghani bukalanlah menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Yang ia harap ialah umat Islam tunduk pada al-Qur’an, jadikan agama menjadi panduan dalam persatuan, setiap negara Islam dengan sekuat tenaga membela negara Islam yang lain. Perasaan solidaritas, perasaan satu agama, serta perasaan seperjuangan ditanamkan oleh al-Afghani dipandang seperti ancaman serta inspirasi yang beresiko oleh dunia Barat. Sebab jika inspirasi ini betul-betul berlangsung, maka menggoyangkan dunia Barat.

Perjalanan al-Afghani penuhi undangan Sultan Abdul Hamid di Instanbul jadi akhir riwayatnya. Skema pemerintahan demokratis yang diharapkan al-Afghani dipandang seperti ancaman oleh Sultan Abdul Hamid, karena bentuk pemerintahan Turki waktu itu otokrasi. Opini yang bertentangan ini susah untuk digabungkan. Hingga Sultan batasi kebebasan al-Afghani serta melarang untuk ke luar dari Instanbul sampai ia meninggal dunia pada 1897 M.

E. Opini al-Afghani Mengenai Dunia Barat 

Opini yang dibangun dan dikembangkan oleh Jamaludin al-afghani tentang dunia barat adalah sebagai berikut.

  • Sekalinya mereka berlainan keturunan serta berkebangsaan, akan tetapi mereka menyatu dalam melawan dunia Islam. 
  • Penjajahan Barat adalah lanjutan dari Perang Salib 
  • Mereka menyengaja menghalang-halangi kebangkitan umat Islam

F. KESIMPULAN

Pemikiran yang lahir dari Jamaludin al-Afghani adalah pesan yang riil untuk semua Umat Islam supaya ingin menyatu, berusaha serta tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran Islam. Sebab kedatangan Islam di tengah kehidupan manusia ini ialah untuk memabawa mereka ke jalan keselamatan terpenting untuk umat Islam sendiri supaya bukan sekedar memperoleh keselamatan dunia, tetapi yang penting ialah keselamatan akhirat.

Posting Komentar untuk "Inspirasi Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Untuk Pembaharuan Islam"