Ulama-Ulama Terkemuka adalah Mujahid Sejati

Ulama-Ulama Terkemuka adalah Mujahid Sejati

Hallo.., al-hamdulillah kita bisa bertemu kembali disini, semoga kita selalu diberi kesehatan Oleh Allah swt. Dalam artikel ini akan membawakan tema terkait "sejarah islam di spanyol, Ulama-Ulama Terkemuka adalah Mujahid Sejati". ayo kaji selengkapnya...

Saat ini, saya melihat, khususnya di Mesir, ada ulama yang mendukung orang-orang yang zalim untuk berkuasa. Yang bertambah parah lagi dukungan itu berupa fatwa untuk membunuh orang-orang saleh yang berbeda ajaran dengan penguasa zalim. Kebencian mengatur kepada Ikhwanul Muslimin membuat mengatur jadi buta dari bukti meskipun dari segi keilmuan orang-orang menyebutnya ulama. Mereka merekayasa dalil agar bertemu dengan hawa ambisi mereka. Sungguh mengerikan sekali akibatnya.

Saya dapati dalam sejarah, justru ulama-ulama terkemuka yang dicatat dalam sejarah ialah getah perca ulama yang shaleh, teguh pendirian, jauh dari bermuka dobel dihadapan getah perca penguasa, dan membela bukti walaupun nyawa taruhannya. Sebut saja misalnya Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Izz Abdus Salam, Imam Nawawi, Imam Ibnu Al-Jauzy, Imam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Siapa yang tidak mengenal mereka? Di antara mengatur ada yang disiksa, dihina, dan dipenjarakan cuma akibat mengatakan kalimatul haq dihadapan penguasa zalim saat itu. Tetapi nama mengatur senantiasa dikenang, dicatat sejarah dengan tinta emas. 

Sedangkan getah perca ulama penjilat penguasa di mana mengatur kini berada? Dalam lembaran sejarah mana nama mengatur dipuja dan dipuji? Siapakah ulama dari kalangan mengatur yang keahliannya melebihi ulama-ulama yang telah saya sebutkan di atas? 

Alangkah baiknya saya sebutkan tiga contoh ulama yang shalihin, amilin dan mujahidin. Semoga semakin bertambah kuat hujjah di atas.

Imam Abu Hanifah 

Berulang kali beliau berkeberatan tawaran untuk jadi Qadhi (hakim) dari penguasa setempat. Penguasa tersebut merasa direndahkan oleh penolakan itu. Akibatnya Abu Hanifah pun disiksa dan di penjara. Setiap berganti penguasa, beliau acap berkeberatan tawaran yang sama. Akibatnya beliau bernasib serupa seperti sebelumnya. Apa yang dikatakan Imam Abu Hanifah ketika menghadapi kezaliman ini? Beliau berkata, “Hukuman dera di dunia bertambah ringan daripada hukuman neraka di akhirat nanti.” Hukuman inilah yang mengantarkan beliau pada kesyahidan. 

Mengapa Imam Abu Hanifah berkeberatan tawaran jadi Qadhi? Karena jadi Qadhi pada saat itu cuma melegitimasi ambisi sang penguasa. 

Imam Malik bin Anas

Di antara ujian yang dideritanya pada tahun 146 H. ialah Khalifah Abu Ja’far melarangnya menyampaikan hadis yang berbunyi, “Tidak ada thalak alokasi anak Adam yang dipaksa.” Diam-diam, ada yang mananyakan kepada Imam Malik akan hadits tersebut, hal ini mendorong sang Imam menyampaikan hadits ini ke khalayak. Mendengar demikian Ja’far bin Sulaiman, Gubernur Madinah memukul Imam Malik 30 kali, dalam riwayat lain bertambah 30 kali dan ada yang mangatakan 70 kali, bersama ada pula menyebutkan bertambah dari itu. Sebagian perawi menyebutkan, penyebab Imam Malik dipukul dikarenakan fatwa, bahwa pengangkatan Abu Ja’far sebagai Khalifah tidak sah akibat melalui paksaan.

Namun hukuman demi hukuman yang diderita, tidak membuat Imam Malik turun derajat, bahkan sebaliknya. Dirinya makin jadi bertambah agung dan masyhur di mata umat. Al-Hunaini teman Malik menuturkan, “Setelah menderita hukuman pukul, lengan Imam Malik jadi kaku tidak dapat diangakat. Demi Allah, sehabis beliau dipukul, beliau jadi bertambah agung dan bertambah besar sehingga seakan-akan pukulan itu jadi perhiasan baginya.” 

Al-Qarawi menguatkan, “Ketika Malik bin Anas dipukul dan disiksa, orang-orang datang menjenguknya ketika siuman, beliau berkata, “Aku jadikan kalian saksi bahwa anak Adam yang memukuliku abdi maafkan.” Al-Qarawi melanjutkan, “Pada hari kedua, kami kembali menjenguk. Ternyata beliau sudah dapat berdiri, lalu kami ucapkan sesuatu yang telah kami dengar darinya. Dan kepadanya kami berkata, ‘Engaku telah menderita seperti ini.’ Ia bertutur, “Kemarin abdi takut meninggal lalu abdi berjumpa dengan Rasulullah, dimana abdi sangat malu kepada beliau jika sebagian muslim masuk neraka lantaran aku.” 

Al-Mutharrif berkomentar, “Aku dapati bekas cambukan di punggung Malik, abdi telah memeriksanya dan nampaknya saat meraka mencambuknya, mengatur membocorkan baju Imam Malik sehingga beliau dapat melempengkan sorbannya akibat babak belur pada pundaknya. Imam Malik sangat malu pada dirinya, saat pakaian yang menutupi dada dan pahanya terlepas akibat cambukan. Terbukanya paha bertambah berat baginya daripada cambukan yang beliau derita, beliau bertambah merasa sakit akibat dadanya kelihatan ketimbang akibat cambukan.” Begitulah sekelumit cerita akan karakter kesabaran, konsistensi, dan kerja keras sang Imam dalam menyebar dan mempertahankan kebenaran, sesuatu yang sangat ganjil di era pragmatisme saat ini.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi

Beliau diberi hadiah raja Ghuuri seorang budak perempuan dan uang banyak sebesar seribu dinar. Maka dikembalikannya uang itu sedangkan budak perempuan itu dimerdekakannya dan menjadikannya sebagai pelayan di hujrah Nabawi. Lalu beliau berkata kepada sang penguasa itu, “Jangan berusaha memalingkan cuma dengan memberi hadiah semacam itu akibat Allah telah menjadikan abdi merasa tidak butuh dari hal-hal semacam itu.”

Oleh akibat itu beliau rahimahullah dikenal sebagai seorang yang berani tapi beradab, semangat dalam menegakkan hukum-hukum syari’at dan mengamalkannya tanpa memihak kepada seorang pun. Tidak takut dalam bukti celaan anak Adam yang mencela. Ia telah diminta untuk memberikan fatwa bersama urusan-urusan yang bersangkutan dengan kehakiman, maka beliau tetap berusaha untuk adil dan melaksanakan hukum-hukum dien tanpa memperdulikan kemarahan Umara’ maupun penguasa. Bahkan jika beliau melihat ada Qadhi (hakim) yang menta’wilkan hukum bertemu dengan kehendak penguasa, bertujuan menjilat mengatur maka beliau menentangnya dan menyatakan pengingkarannya bersama cuci lengan darinya. Menerangkan kesalahannya, dan meluruskannya, seperti yang dikemukakannya dalam kitab “al-Istinshaar bil Wahid al-Qahhar.”

Siapapun kita absolut bertambah aman dengan anak Adam yang berilmu dan beramal ketimbang anak Adam yang berilmu tapi tidak beramal atau sedikit amalnya. Karena bahasa amal bertambah kuat pengaruhnya ketimbang bahasa lisan atau teori semata. Bila kita membaca buku-buku yang ditulis Imam Syafi'i, Imam Nawawi, dan getah perca ulama shaleh lainnya, lihatlah juga bidang kerja keras mereka. Karena buku-buku itu hadir bersamaan dengan hinaan getah perca penguasa yang zalim, siksaan yang mengantarkan syahadah, penolakan pada kebatilan, dan ketundukan cuma pada kebenaran.

Begitulah pembahasan tentang "Ulama-Ulama Terkemuka adalah Mujahid Sejati". semoga tulisan ini menambah wawasan buat Kita semua. terima kasih

Sumber artikel http://abu-farras.blogspot.com/2014/01/ulama-ulama-terkemuka-adalah-mujahid.html

Posting Komentar untuk "Ulama-Ulama Terkemuka adalah Mujahid Sejati"