Saya dan Ikhwanul Muslimin

Saya dan Ikhwanul Muslimin

Salam.., al-hamdulillah kita bisa berjumpa kembali disini, semoga kita selamanya diberi kesehatan Oleh Allah swt. Kali ini akan menjelaskan tema terkait "sejarah islami, Saya dan Ikhwanul Muslimin". mari pelajari selengkapnya...

Saya mulai memahami Ikhwanul Muslimin kala abdi belajar buku "10 Wasiat Imam Hasan Al Banna" dan "Al Ma'tsurat". Kedua buku itu abdi peroleh dari kakak abdi yang dipinjam dari sekolahannya. Kebetulan ala detik itu kakak abdi ada kunci bibliotek masjid, jadi leluasa meminjam buku untuk dibawa pulang ke rumah. Saya ingat abdi belajar kedua buku itu detik abdi duduk di bangku SMP. Setelah tamat belajar buku itu, abdi dipinjami berulang akibat kakak untuk belajar buku-buku yang lain. Ada beberapa judul buku yang masih abdi ingat, di antaranya: Studi Kritis atas Hadits Nabi karya Syaikh Muhammad Al-Ghazali dan buku Ayaturrahman fi Jihadil Afghan buatan Syaikh Abdullah Azzam. Sejak detik itu abdi mulai bertanya-tanya, siapa Imam Hasan Al Banna? Apa itu ikhwanul muslimin? 

Sewaktu SMA abdi tak begitu banyak belajar buku ikhwan kecuali detik kelas 3. Soalnya dari kelas 1 sampai kelas 2 abdi bersekolah di Kabupaten Alor Provinsi NTT. Jadi abdi sempat menjauh dari "sumber ilmu". Saat itu abdi hanya punya sedikit buku agama, dan buku-buku itulah yang abdi baca berulang-ulang untuk menghibur hati abdi karena sedikitnya bacaan yang abdi peroleh. Beruntung ala waktu itu abdi berlangganan majalah Hidayatullah. Majalah ini terbit setiap bulan sekali. Setidaknya banyak memberikan pemahaman yang positif kepada saya. 



Ikhwan benar-benar "mendoktrin" abdi untuk mencintai Islam baik pada akhlak sehari-hari maupun pada pilihan politik. Islam itu menyeluruh; Islam itu agama dan negara, politik, sosial dan budaya. Saya ingat kala abdi aktual pertama kali ikut pemilu, abdi membocorkan PPP. Karena ala detik itu hanya PPP yang bisa disebut golongan Islam. Ditempat abdi membocorkan ternyata hanya satu yang membocorkan PPP. Saya jadi merinding sendiri. Mungkin abdi yang menjadi pelopor membocorkan golongan islam di daerah itu.

Pada detik naik kelas 3 SMA, abdi pindah sekolah ke kota Bandung. Disini abdi sangat encer mendapatkan buku-buku keislaman. Apalagi sekolah abdi terletak dibelakang bibliotek daerah provinsi Jawa Barat. Bila ingin belajar buku, sepulang sekolah abdi bisa mampir dulu ke perpustakaan. Disana abdi menemukan kembali buku-buku buatan ulama Ikhwanul Muslimin lainnya, seperti buku buatan Muhammad Quthb, Sayyid Quthb, Yusuf Al-Qaradhawi, Muhammad Al-Ghazali, Said Hawwa, Jabir Rizq, dan Anwar Al Jundi. Saya juga belajar buku Khalifah dan Kerajaan buatan Imam Abul A'la Al-Maududi.

Sejak SMA inilah abdi mulai berpikir, betapa banyaknya buku yang ditulis akibat ulama Ikhwanul Muslimin. Artinya, Ikhwanul Muslimin berupaya menyebarkan fikrahnya ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Kader-kader Ikhwan bukan sembarang kader, di antara mengatur memang ahli dibidangnya dan tak ketinggalan dikenal karena militansinya yang tinggi. Dalam bidang fikih kita memahami Syaikh Sayyid Sabiq dan DR. Yusuf Al-Qaradhawi, bidang pemikiran Islam siap Quthb bersaudara.

Dalam bidang ilmu Al-Quran siap DR. Manna Al-Qathan dan DR. Fathullah Said, takhrij hadits siap Abdul Fattah Abu Ghuddah, psikologi islami siap Syaikh Muhammad Al-Ghazali, studi orientalis siap DR. Musthafa As-Siba'i, pendidikan anak siap DR. Abdullah Nashih Ulwan, pada bidang sastra Islam siap Najib Khailani, Islamisasi sains siap DR. Zaghlul Najjar dan Syaikh Abdul Majid Az-Zindani, pada bidang jihad siap DR. Abdullah Azzam & Syaikh Ahmad Yasin, tasawuf siap Said Hawwa dan DR. Ali Abdul Halim Mahmud. Saya hanya menyebutkan contohnya saja, ala hakikatnya kader-kader Ikhwan yang mumpuni dibidangnya sangatlah banyak. 



Sewaktu kuliah abdi belajar buku karya-karya ulama IM yang bertambah tebal dan bertambah akut daripada sebelumnya. Kebanyakan di antaranya karya-karya DR. Yusuf Al-Qaradhawi seperti Fatwa-Fatwa Kontemporer 3 jilid, Berinteraksi dengan Al-Qur'an, Halal dan Haram, Fikih Prioritas, Taubat, Fikih Daulah, Bagaimana Memahami Hadits Nabi, dan Al-Qur'an Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Semakin banyak membaca buku-buku Syaikh Yusuf, melahirkan abdi semakin memuja-muja pendapat dan pemikiran beliau. Hal ini dikarenakan kekuatan dalil naqli dan aqli yang diutarakan Syaikh Yusuf sulit terbantahkan. Tidak bertanya-tanya bila beliau dijuluki akibat banyak ulama sebagai ulama abad ini. 



Pada masa ini abdi juga berkenalan dengan ulama-ulama IM yang aktual abdi dengar namanya seperti Syaikh Abbas As-Sisi melalui karyanya "Bagaimana Menyentuh Hati" dan "Risalah Hati". Saya senang sekali belajar kedua buku ini. Tidak terlalu tebal tapi sangat berbobot. Khususnya "Risalah Hati" ditulis dengan gaya bahasa yang indah sehingga beberapa kalimatnya abdi ulang beberapa kali karena keindahan bahasanya. Dari sini abdi semakin menyadari gaya bahasa yang indah adalah salah satu anasir penting pada penulisan buatan dakwah. Sehingga orang pun akan tersentuh hati dengan barang apa yang kita sampaikan.



Masa kuliah adalah masa abdi banyak memperoleh buku-buku buatan ulama IM, baik abdi peroleh dari bibliotek maupun abdi membelinya di toko buku. Ketika tahun 1999 pemilu pertama kali era pembaruan diadakan dan golongan keadilan didirikan. Entah kok abdi merasa terpanggil ala detik itu. Padahal abdi tak begitu tahu siapa pendiri golongan itu. Tapi yang jelas mungkin penampakan barang apa yang pernah abdi baca pada buku-buku buatan ulama IM tergambar ala jati awak golongan itu sehingga abdi pun bergabung di dalamnya. Atau juga lantunan doa rabithah yang kemudian menarik abdi ke dalamnya.



Ketika setahun yang lalu Ikhwanul Muslimin membela pemilu di Mesir. Sebuah ganjaran yang tak terduga akibat kaum sekuler Mesir. Mengapa mengatur bisa menang? Ikhwanul Muslimin biarpun dianggap sebagai aksi terlarang akibat rezim Mubarak, tapi tetap memainkan perannya yang sangat kuat ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat Mesir pun semakin sadar siapa sesungguhnya kader-kader Ikhwanul Muslimin. Mereka semakin menaruh harapan besar kepada kader-kader Ikhwanul Muslimin. Ketika keran demokrasi dibuka, secara nyata Ikhwanul Muslimin lewat partainya yang bernama Freedom and Justice Party (FJP) membela pemilu dengan akuisisi suara sebanyak 47%. Kemudian sehabis itu, Ikhwanul Muslimin berhasil membela pemilu presiden dengan akuisisi suara sebesar 52%.



Saya senang sekali mendengar kabar ganjaran ini. Saya menganggap ganjaran ini adalah ganjaran yang sangat membanggakan. Kemenangan yang lebih dahulu diiringi dengan penindasan dan kerja keras yang panjang dan melelahkan.



Namun kemudian ganjaran ini dikudeta akibat militer yang didukung akibat segala kekuatan busuk yang siap di dunia. Mursi yang hanya berkuasa satu tahun lamanya. Mursi yang telah banyak prestasi digulingkan. Ribuan pendukung Presiden absah Mesir, DR. Muhammad Mursi, dibantai secara keji, ditembak kepalanya, dibakar, dan dihajar habis-habisan. Saya menangis kala melihat tayangan yang disiarkan secara live akibat beberapa TV independen, itu pun sangat terbatas, karena penguasa militer Mesir tampaknya sangat tak menyukai TV-TV itu.





Banyak sekali yang mati syahid di Rabiah dan Nahdhah. Tidak hanya pemuda, tapi juga wanita, kakek-kakek bahkan anak-anak pun turut dibantai secara keji. Sebagian foto-foto yang ditampilkan di sosmed seperti FB dan Twitter, tak sanggup abdi melihatnya karena begitu mengerikan.



Apa yang abdi lihat, abdi saksikan dan abdi rasakan? Betapa tabahnya mereka. Betapa teguhnya pendirian mereka. Meskipun anak mengatur dibantai atau ayah mengatur syahid ditembak atau saudara mengatur terbunuh atau cucu mengatur tergeletak tak berdaya, mengatur tetap mempertahankan cita-cita mulia mereka. Tetap berakhlak kepada saudaranya si pembunuh, di antara mengatur siap yang berteriak, "Wahai saudaraku polisi, kami bukan Yahudi, kami saudaramu!" Setelah itu di dor kepalanya. Ada yang membagikan Al-Qur'an kepada polisi dan militer sebagai tanda cinta namun sehabis itu di dor sampai mati.



Di sini abdi tak ingin bicara terlalu panjang tentang betapa bengis dan brutalnya polisi dan tentara Mesir. Karena mengatur orang-orang yang keras hati, mungkin bertambah keras daripada batu, sementara batu-batu itu sendiri siap yang memancarkan cairan karena takutnya kepada Allah. Sedangkan mereka? Mereka malah berpesta sehabis membantai. Tidak punya rasa perikemanusiaan sama sekali.



Kader-kader Ikhwanul Muslimin pada sejarahnya sering mengalami penyiksaan yang tragis. Di antara pemimpin di tembak, digantung, atau dibunuh secara keji. Penjara bukan berulang tempat yang asing bagi mereka. Bahkan penjara yang paling kejam yang siap di muka bumi ini sudah mengatur rasakan. Semua ini berjalan bukan karena kegagalan mereka, tapi karena kemuliaan perjuangan mereka, karena cita-cita Islam yang mengatur ingin mewujudkan mulai dari awak sendiri, keluarga, masyarakat, negara, kekhalifahan hingga ustadziyatul alam.



Ikhwanul Muslimin, biarpun musuh-musuh Islam berupaya membubarkan, memutarbalikkan fakta, menjelek-jelekkan, dan membinasakanmu, tapi aku tetap setia bersamamu. Sampai Allah menghendaki. 

Oke detil perihal "Saya dan Ikhwanul Muslimin". semoga info ini berfaedah bagi Anda semua. salam

Sumber artikel http://abu-farras.blogspot.com/2013/08/saya-dan-ikhwanul-muslimin.html

Posting Komentar untuk "Saya dan Ikhwanul Muslimin"