Akhir Hayat Orang yang Zalim
Hi.., al-hamdulillah kita bisa bertemu kembali disini, mudah-mudahan kita selalu diberi kesehatan Oleh Tuhan. Kali ini akan dibahas tema terkait "sejarah dunia internet, Akhir Hayat Orang yang Zalim". yuk pelajari selengkapnya...
Sering saya mendapati di zaman ini pemimpin negeri yang berakhlak sangat buruk dan zalim. Dia melakukan berbagai tindak kekejaman dan kekejian seperti berkata-kata keji, membunuh, merampas arta yang bukan haknya, menyiksa, dan memfitnah lawannya. Lalu saya berharap orang itu segera mendapatkan hukuman dari Allah Swt. Tapi hukuman itu tidak juga ada batas kini. Lantas saya pun mulai mereka-reka dan bertanya-tanya, mungkinkah orang yang aniaya itu ala hakikatnya orang yang baik sehingga Allah tidak menghukumnya batas saat ini? Lama kelamaan pemikiran saya bisa menjadi, beliau absolut orang yang baik. Apakah hukuman Allah harus ada seketika itu juga bersamaan dengan apa yang saya harapkan atau harus ada sesuai dengan keinginan kita? Bila saya berdoa, "Ya Allah hukumlah orang aniaya itu!" Kemudian saya berpikir, sudah seharusnya ala saat berakhirnya doa, hukuman itu langsung terjadi. Entah ditabrak mobil, dibunuh, pesawat yang ditumpangi jatuh, dan sebagainya. Bukankah doa orang yang teraniaya itu makbul Allah? Pasti Allah langsung mengabulkannya! Begitulah yang ada dalam pikiran kita. Namun hukuman Allah bagi orang yang aniaya ada ala waktu yang tepat dan seringkali ada bukan ala waktu yang saya inginkan. Dan, hukuman itu bisa jadi lebih dahsyat daripada yang saya bayangkan. "Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Allah bersedekah tangguh kepada mereka berbatas hari yang ala waktu itu mata (mereka) terbelalak." (QS. Ibrahim: 42) Dikisahkan, ala dies natalis ke-5 sebuah perguruan adiluhung yang cukup terkenal di Arab Saudi, seorang mahasiswa berdiri di depan aula daerah dengan memperhatikan jarum jamnya seraya berteriak: "Jika Allah itu ada, maka matikanlah aku ala arloji sehabis arloji ini." Ia seorang mahasiswa yang sangat dikagumi di kalangan para mahasiswa dan para dosen akibat kecerdasannya. Tanpa terasa detak demi detak berganti jadi menit, dan menit demi menit beralih jadi jam, sehingga arloji yang dinantikannya akibatnya tiba juga. Kemudian ketika arloji itu berlalu tanpa kematian dirinya, maka dengan sombongnya beliau berkata kepada teman-temannya dengan nada bahana mencemooh: "Bukankah kalian lihat sendiri, bahwa jika Allah itu ada, niscaya Dia akan mematikanku ala arloji tadi, tetapi ternyata aku lagi hidup." Mendengar perkataannya yang ngawur itu, akibatnya sejumlah mahasiswa pergi dari hadapannya. Di antara para mahasiswa itu ada yang terbujuk rayuan setan sehingga di dalam hatinya timbul keragu-raguan. Ada juga kelompok yang berkomentar: "Allah Ta'ala menangguhkan kematiannya semata-mata akibat ada suatu hikmah yang tercantum di dalamnya." Kemudian ada kelompok yang hanya menggeleng-gelengkan kepala dan mencemoohkannya. Kemudian mahasiswa itu pulang ke rumahnya dengan bentuk yang ceria serta langkah yang cepat, seakan-akan beliau merasa yakin dan bangga dengan argumentasi logikanya tadi akibat tidak ada seorangpun yang membantahnya ketika beliau mengatakan bahwa: "Allah Ta'ala itu tidak ada, dan manusia ada dengan sendirinya sehingga beliau tidak perlu mengenal Tuhan dan tidak akan ada tempat kembali dan perhitungan amal bagi manusia." Ketika beliau memasuki rumahnya, beliau mendapati ibunya sedang menyiapkan hidangan makan siang, sementara bapaknya sedang duduk menghadapi hidangan yang tersaji di meja makan dengan menunggu kedatangannya. Melihat hal itu maka mahasiswa itu segera pergi ke kamar mandi, lalu beliau mencuci muka dan tangannya dengan berdiri di hadapan ibunya. Pada saat beliau sedang mengeringkan tangan dan mukanya dengan sapu tangan tiba-tiba beliau jatuh terjerembab di lantai. Tubuhnya diam tidak bergerak sama sekali. Melihat insiden itu, kedua orangtuanya panik dan kaget, lalu mereka cepat-cepat membawanya ke dokter. Setelah dilakukan eksplorasi ternyata mahasiswa itu telah mati. Berdasarkan hasil eksplorasi dokter, penyebab kematiannya adalah air yang bersarang ke dalam telinganya. Sehubungan dengan insiden itu tersebut DR. Abdurrazzaq Naufal berkomentar, "Mahasiswa itu mengingkari keberadaan Allah, di mana Allah tidak mematikannya, eksepsi dalam keadaan seperti matinya seekor keledai." Berdasarkan hasil penelitian ilmiah bahwa (orang) bodoh dan andeka akan mati bila telinganya kemasukan air. Kematian mahasiswa itu terjadi hanya selisih satu arloji dari waktu yang dimintanya tadi. (Dikutip dari buku Akhir Hayat Orang yang Zalim karya Ibrahim Abdullah Hazami hlm. 76-77) Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya
Demikian detil perihal "Akhir Hayat Orang yang Zalim". mudah-mudahan info ini menambah wawasan bagi Kita semua. salam
Sumber artikel http://abu-farras.blogspot.com/2014/01/akhir-hayat-orang-yang-zalim.html
Posting Komentar untuk "Akhir Hayat Orang yang Zalim"
Posting Komentar