Ketaatan Mengundang Keberkahan
Hallo, berjumpa lagi disini, mudah-mudahan kita semua selalu diberi kesehatan dan keberkahan hidup, baik lahir maupun batin. Baiklah, sesi postingan kali ini akan membawakan tema bahasan tentang kisah sang rosul Ketaatan Mengundang Keberkahan, Ayo kita simak isi selengkapnya...!
Sai — lari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah — sebagai bagian dari prosesi haji, selalu mengingatkan pada sosok wanita tangguh Siti Hajar.
“Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini, bagaimana kami bisa bertahan hidup,” teriak Siti Hajar saat mengejar suaminya Ibrahim as.
Ibrahim terus melangkah meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Gundah hatinya meninggalkan istri dan buah hatinya.
Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong ismail. Kali ini ia setengah menjerit “Apakah ini perintah Tuhanmu?”
Kali ini Ibrahim as, Khalilullah berhenti melangkah. Ibrahim membalik tegas dan berkata “Iya”.
Hajar berhenti mengejar, lalu terdiam. Lantas meluncurlah kata kata dari bibirnya “Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Allah pasti akan menjaga kami”. Ibrahim pun pergi …kegalauannya punah sudah.
Hari-hari berikutnya Hajar bersama Ismail menjalani kehidupan hanya berdua. Perbekalan makanan yang tidak seberapa sudah habis. Sementara Ismail terus menangis karena air susu ibunya pun sudah menipis.
Hajar mencoba mencari air dengan mendaki bukit Shofa dan meninggalkan Ismail di lembah. Tapi ia tak mendapatkan air di bukit itu, hingga berlari menuju bukit Marwa. Di sanapun air tak jua ia dapatkan. Hajar berlari hingga tujuh kali putaran, namun tetap tak mendapatkan air.
Hajar kembali ke putranya yang tengah menangis seorang diri. Tapi betapa terkejutnya Hajar, di kaki Ismail didapati sumber air. Itulah mata air Zam Zam. Sejak saat itu Hajar tak lagi kesepian karena banyak kabilah berdatangan dan menetap di Makah.
“Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini, bagaimana kami bisa bertahan hidup,” teriak Siti Hajar saat mengejar suaminya Ibrahim as.
Ibrahim terus melangkah meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Gundah hatinya meninggalkan istri dan buah hatinya.
Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong ismail. Kali ini ia setengah menjerit “Apakah ini perintah Tuhanmu?”
Kali ini Ibrahim as, Khalilullah berhenti melangkah. Ibrahim membalik tegas dan berkata “Iya”.
Hajar berhenti mengejar, lalu terdiam. Lantas meluncurlah kata kata dari bibirnya “Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Allah pasti akan menjaga kami”. Ibrahim pun pergi …kegalauannya punah sudah.
Hari-hari berikutnya Hajar bersama Ismail menjalani kehidupan hanya berdua. Perbekalan makanan yang tidak seberapa sudah habis. Sementara Ismail terus menangis karena air susu ibunya pun sudah menipis.
Hajar mencoba mencari air dengan mendaki bukit Shofa dan meninggalkan Ismail di lembah. Tapi ia tak mendapatkan air di bukit itu, hingga berlari menuju bukit Marwa. Di sanapun air tak jua ia dapatkan. Hajar berlari hingga tujuh kali putaran, namun tetap tak mendapatkan air.
Hajar kembali ke putranya yang tengah menangis seorang diri. Tapi betapa terkejutnya Hajar, di kaki Ismail didapati sumber air. Itulah mata air Zam Zam. Sejak saat itu Hajar tak lagi kesepian karena banyak kabilah berdatangan dan menetap di Makah.
Sekian pembahasan perihal Ketaatan Mengundang Keberkahan mudah-mudahan info ini menambah wawasan bagi kita bersama. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai bertemu kembali.
Postingan ini telah ditayangkan di : https://suaraislam.id/ketaatan-mengundang-keberkahan/
Posting Komentar untuk "Ketaatan Mengundang Keberkahan"
Posting Komentar